Kamis, 09 Juni 2016

aliran maturidiyah dalam kehidupan sehari-hari



ALIRAN MATURIDIYAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah                 : Sejarah Pemikiran Kalam
Dosen pengampuh      : Bpk. Ahmad Bisri, M. Ag
Disusun oleh :
Andini Rahma Septianing (1504026102)

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016




BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Problematika bermunculansetelah wafatnya Rasulullah, problem ini muncul karena latar belakang yang berbeda baik itu politik, aqidah dan sebagainya. Akses dari problem ini melahirkan kelompok-kelompok baik politik, aqidah maupun aliran-aliran.
Pada kesempatan ini, pemakalah akan membahas mengenai aliran maturidiyah dalam kehidupan sehari-hari.
Rumusan Masalah
1.      Definisi Aliran Maturidiyah
2.      Pengaruh Al-Maturidi di kehidupan sehari-hari



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Aliran Maturidiyah
Berdasarkan buku Pengantar Teologi Islam, aliran Maturidiyah diambil dari nama pendirinya, yaitu Abu Mansur Muhammad bin Muhammad. Di samping itu, dalam buku terjemahan oleh Abd. Rahman Dahlan dan Ahmad Qarib menjelaskan bahwa pendiri aliran maturidiyah yakni Abu Manshur al-Maturidi, kemudian namanya dijadikan sebagai nama aliran ini.[1]
Maturidiyah adalah aliran kalam yang dinisbatkan kepada Abu Mansur  al-Maturidi yang berpijak kepada penggunaan argumentasi dan dalil aqli kalami dalam membantah penyelisihnya seperti Mu’tazilah, Jahmiyah dan lain-lain untuk menetapkan hakikat agama dan akidah Islamiyyah[2]. Sejalan dengan itu juga, aliran Maturidiyah merupakan aliran teologi dalam Islam yang didirikan oleh Abu Mansur Muhammad al-Maturidiyah dalam kelompok Ahli Sunnah  Wal Jamaah yang merupakan ajaran teknologi yang bercorak rasional.

Pokok-Pokok ajaran Al-Maturidi
a.       Kewajiban mengetahui tuhan. Akal semata-mata sanggup mengetahui tuhan. Namun itu tidak sanggup dengan sendirinya hukum-hukum takliti  (perintah-perintah Allah SWT).
b.      Kebaikan dan kerburukan dapat diketahui dengan akal.

Pengaruh Al-Maturidi di dunia Islam
Aliran   al-Maturidiyah   ini  telah   meninggalkan   pengaruh   dalam dunia Islam. Hal ini bisa dipahami karena manhajnya yang memiliki ciri mengambil sikap tengah antara aqal dan dalil naqli,   pandangannya yang  bersifat universal dalam menghubungkan masalah yang sifatnya juziy ke sesuatu yang kulliy[3]. Aliran ini juga berusaha   menghubungkan antara fikir  dan  amal,mengutamakan pengenalan   pada masalah-masalah yang diperselisihkan oleh banyak ulama    kalam  namun  masih berkisar pada satu pemahaman untuk dikritisi letak-letak kelemahannya.[4]
  Keistimewaan   yang   juga  dimiliki   al-Maturidiyah   bahwa   pengikutnya   dalam perselisihan   atau   perdebatan   tidak   sampai   saling   mengkafirkan   sebagaimana   yang pernah terjadi dikalangan khawarij, rawafidh dan qadariyah.[5]Aliran mi selanjutnya banyak dianut oleh mazhab Hanafiyah.

B.     Pengaruh Al-Maturidi di kehidupan sehari-hari
 Jika kita mencermati pemikiran kalam al-Maturidiyah maka dapat dikatakan bahwa sumbangsih pemikiran al-Maturidiyah terhadap kehidupan sehari-hari sangat besar diantaranya:
1.      Mampu memadukan dan mendamaikan konflik kalam antara golongan Rasional Mu’tazilah dengan golongan tradisional Asy’ariah.[6] Kehadiran aliran al-Maturidi ditengah-tengah dua golongan yang beradu argumentasi antara golongan Mu’tazilah yang sangat rasional dan golongan Asy’ariah yang cenderung fatalis membawa dampak positif dalam perkembangan pemikiran kalam al-Maturidi sebagaimana kita ketahui bahwa ajaran al-Maturidi sangat mengambil posisi yang cukup seimbang diantara dua alam pemikiran yang cenderung ekstrim. Dengan menempuh manhaj syntenesis naqli dan aqli nyatalah bahwa al-Maturidi berhasil menyelesaikan konflik secara tuntas tanpa harus bertentangan dengan petunjuk Nabi dan sejalan dengan logika dan filsafat.[7]
2.      Ikut memperkaya khasanah intelektual muslim. Dengan sumbangsihnya berupa buku-buku karya al-Maturidi sendiri seperti kitab al-Tauhid, dan buku-buku karya murid-murid  dan pengikutnya seperti al-Ushul al-din karangan al-Bazdawi, telah menjadi kekayaan yang cukup berharga bagi kaum muslimin yang dapat dijadikan pegangan dalam memahami ilmu kalam lebih jauh.[8]
3.      Doktrin kalam al-Maturidi nampak jelas pada al-quran dan sunnah. Pengaruh paham al-Maturidiyah dan al-Asy’ariyah dalam dunia Islam hampir seimbang namun sulit dibedakan karena keduanya sejalan dengan bingkai “Ahlussunnah Waljamaah”. Meskipun klaim satu kelompok mengaku sebagai penganut kalam al-Asy’ariyah tulen tapi kadang-kadang tanpa disadari sesungguhnya mereka menjalankan paham al-Maturidiyah.[9]
Perkembangan paham Asy’ariyah dan Maturidiyah sudah tersebar keseluruh dunia Islam bahkan pada umumnya umat Islam menganut paham ini termasuk di Indonesia. Apalagi dengan pengaruh kemajuan zaman  yang semakin menuntut mobiltas manusia semakin tinggi menjadikan paham Maturidiyah sangat berpotensi untuk  dikaji dan dikembangkan.
Dari uraian yang telah dipaparkan pada pembahasan di atas, tibalah kita pada kesimpulan sebagai berikut:
1.      Pada dasarnya munculnya pemikiran teologi al-Maturidiyah sebagaimana juga Asy’ariyah merupakan reaksi terhadap paham Mu’tazilah. Namun dalam perkembangannya paham al-Maturidiyah mengambil posisi ditengah-tengah antara Mu’tazilah dan Asy’ariyah.[10]
2.      Aliran al-Maturidiyah terbagi dalam dua aliran yaitu al-Maturidiyah Samarkand yang didirikan oleh Abu Mansur al-Maturidi sendiri, dan al-Maturidiyah Bukhara  yang dibangun oleh pengikut Abu Yusr Muhammad al-Bazdawi. Al-Maturidiyah Samarkand lebih rasional dan cenderung ke paham al-Mu’tazilah sedangkan al-Maturidiyah Bukhara cenderung ke paham Asy’ariyah[11].
3.      Aliran al-Maturidiyah sebagai aliran yang rasional namun tetap berpijak pada al-quran dan sunnah mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pengembangan pemikiran dunia Islam. Hal ini sangat berpotensi untuk  dikaji dan dikembangkan pada zaman yang modern sekarang inidan dalam kehidupan sehari-hari.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada dasarnya munculnya pemikiran teologi al-Maturidiyah sebagaimana juga Asy’ariyah merupakan reaksi terhadap paham Mu’tazilah. Namun dalam perkembangannya paham al-Maturidiyah mengambil posisi ditengah-tengah antara Mu’tazilah dan Asy’ariyah.
Aliran al-Maturidiyah sebagai aliran yang rasional namun tetap berpijak pada al-quran dan sunnah mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pengembangan pemikiran dunia Islam. Hal ini sangat berpotensi untuk  dikaji dan dikembangkan pada zaman yang modern sekarang inidan dalam kehidupan sehari-hari.

Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan tentang aliran maturidiyah dalam kehidupan sehari-hari. Makalah ini jauh dari kata sempurna maka penulis menginginkan kritik dan saran agar makalah kedepannya lebih baik dari yang sebelumnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.


                                                         DAFTAR PUSTAKA
 
A. Hanafi, Pengantar Teologi Islam, (Cet. 1; Jakarta: Pustaka Al Husna Baru: 2003)
Abdul Kadir bin Tahir bin Muhammad, Al-Farqu Bainal Firaq  (Dar al-Kutub al-ilmiah: Beirut)
Ahmad,  Muhammad. Tauhid Ilmu Kalam Cet. 1; Bandung: Pustaka Setia. 1998.
Al-Basarany,  Iskandar , Noer.  Pemikiran Kalam Abu Mansur al-Maturadi  Cet. I Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2001.
Haq, Hamka. Dialog Pemikiran Islam Makassar: Al-Ahkam. 2004.
Itzusu,  Toshihiko. The Concept of Believe in Islamic Theology, diterjemahkan oleh Agus Fahri Husein, Analisis Semantik Iman dan Islam Cet. I; Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. 1994.
Nasution,  Bakti  Hasan dan Harapan , Syahrir.  Ensiklopedia Aqidah Islam, Ed. I Cet. I; Jakarta: Pernada Media. 2003.
Nasution, Harun.  Teologi Islaml Aliran-aliran Sejarah Analisa  Perbandingan. Cet. 5; Jakarta: Universitas Indonesia. 1986.
Razak,  Abd. Dan Anwar, Rosihan  Ilmu Kalam Cet. II; Bandung: CV. Pustaka Setia. 2003.
Soekarman, dkk, Ensiklopedia Mini, Sejarah Kebudayaan Islam, Ed. I Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1996.
Yatim,  Badri. Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islam II Cet. 16; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2004.



[1] A. Hanafi, Pengantar Teologi Islam, (Cet. 1; Jakarta: Pustaka Al Husna Baru: 2003), hlm. 167.
[2] Soekarman, dkk, Ensiklopedia Mini, Sejarah Kebudayaan Islam, Ed. I Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1996.
[3] Razak,  Abd. Dan Anwar, Rosihan  Ilmu Kalam Cet. II; Bandung: CV. Pustaka Setia. 2003.
[4] Nasution, Harun.  Teologi Islaml Aliran-aliran Sejarah Analisa  Perbandingan. Cet. 5; Jakarta: Universitas Indonesia. 1986.
[5] Abdul Kadir bin Tahir bin Muhammad, Al-Farqu Bainal Firaq  (Dar al-Kutub al-ilmiah: Beirut). hlm, 28
[6] Nasution,  Bakti  Hasan dan Harapan , Syahrir.  Ensiklopedia Aqidah Islam, Ed. I Cet. I; Jakarta: Pernada Media. 2003.
[7] Yatim,  Badri. Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islam II Cet. 16; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2004.
[8] Al-Basarany,  Iskandar , Noer.  Pemikiran Kalam Abu Mansur al-Maturadi  Cet. I Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2001.
[9].Haq, Hamka. Dialog Pemikiran Islam Makassar: Al-Ahkam. 2004.
[10] Itzusu,  Toshihiko. The Concept of Believe in Islamic Theology, diterjemahkan oleh Agus Fahri Husein, Analisis Semantik Iman dan Islam Cet. I; Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. 1994.
[11] Ahmad,  Muhammad. Tauhid Ilmu Kalam Cet. 1; Bandung: Pustaka Setia. 1998.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar