ALIRAN
MATURIDIYAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Makalah
Disusun untuk
memenuhi tugas
Mata kuliah : Sejarah Pemikiran Kalam
Dosen pengampuh : Bpk. Ahmad Bisri, M. Ag

Disusun oleh :
Andini Rahma
Septianing (1504026102)
FAKULTAS
USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Problematika bermunculansetelah wafatnya Rasulullah,
problem ini muncul karena latar belakang yang berbeda baik itu politik, aqidah
dan sebagainya. Akses dari problem ini melahirkan kelompok-kelompok baik
politik, aqidah maupun aliran-aliran.
Pada kesempatan ini, pemakalah akan membahas
mengenai aliran maturidiyah dalam kehidupan sehari-hari.
Rumusan Masalah
1.
Definisi Aliran Maturidiyah
2.
Pengaruh Al-Maturidi di kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Aliran
Maturidiyah
Berdasarkan buku Pengantar Teologi Islam,
aliran Maturidiyah diambil dari nama pendirinya, yaitu Abu Mansur Muhammad bin
Muhammad. Di samping itu, dalam buku terjemahan oleh Abd. Rahman Dahlan dan
Ahmad Qarib menjelaskan bahwa pendiri aliran maturidiyah yakni Abu Manshur
al-Maturidi, kemudian namanya dijadikan sebagai nama aliran ini.[1]
Maturidiyah adalah aliran kalam yang
dinisbatkan kepada Abu Mansur al-Maturidi yang berpijak kepada penggunaan
argumentasi dan dalil aqli kalami dalam membantah penyelisihnya seperti
Mu’tazilah, Jahmiyah dan lain-lain untuk menetapkan hakikat agama dan akidah
Islamiyyah[2].
Sejalan dengan itu juga, aliran Maturidiyah merupakan aliran teologi dalam
Islam yang didirikan oleh Abu Mansur Muhammad al-Maturidiyah dalam kelompok
Ahli Sunnah Wal Jamaah yang merupakan ajaran teknologi yang bercorak
rasional.
Pokok-Pokok
ajaran Al-Maturidi
a.
Kewajiban mengetahui tuhan. Akal semata-mata
sanggup mengetahui tuhan. Namun itu tidak sanggup dengan sendirinya hukum-hukum
takliti (perintah-perintah Allah SWT).
b.
Kebaikan dan kerburukan dapat diketahui dengan
akal.
Pengaruh
Al-Maturidi di dunia Islam
Aliran al-Maturidiyah
ini telah meninggalkan pengaruh dalam
dunia Islam. Hal ini bisa dipahami karena manhajnya yang memiliki ciri
mengambil sikap tengah antara aqal dan dalil naqli, pandangannya
yang bersifat universal dalam menghubungkan masalah yang sifatnya juziy
ke sesuatu yang kulliy[3].
Aliran ini juga berusaha menghubungkan antara fikir dan
amal,mengutamakan pengenalan pada masalah-masalah yang
diperselisihkan oleh banyak ulama kalam namun
masih berkisar pada satu pemahaman untuk dikritisi letak-letak kelemahannya.[4]
Keistimewaan
yang juga dimiliki al-Maturidiyah bahwa
pengikutnya dalam perselisihan atau
perdebatan tidak sampai saling
mengkafirkan sebagaimana yang pernah terjadi dikalangan
khawarij, rawafidh dan qadariyah.[5]Aliran
mi selanjutnya banyak dianut oleh mazhab Hanafiyah.
B.
Pengaruh Al-Maturidi
di kehidupan sehari-hari
Jika kita mencermati pemikiran kalam
al-Maturidiyah maka dapat dikatakan bahwa sumbangsih
pemikiran al-Maturidiyah terhadap kehidupan sehari-hari sangat besar
diantaranya:
1.
Mampu memadukan dan mendamaikan konflik kalam
antara golongan Rasional Mu’tazilah dengan golongan tradisional Asy’ariah.[6]
Kehadiran aliran al-Maturidi ditengah-tengah dua golongan yang beradu
argumentasi antara golongan Mu’tazilah yang sangat rasional dan golongan
Asy’ariah yang cenderung fatalis membawa dampak positif dalam
perkembangan pemikiran kalam al-Maturidi sebagaimana kita ketahui bahwa
ajaran al-Maturidi sangat mengambil posisi yang cukup seimbang diantara
dua alam pemikiran yang cenderung ekstrim. Dengan menempuh manhaj syntenesis
naqli dan aqli nyatalah bahwa al-Maturidi berhasil
menyelesaikan konflik secara tuntas tanpa harus bertentangan dengan petunjuk
Nabi dan sejalan dengan logika dan filsafat.[7]
2.
Ikut memperkaya khasanah intelektual muslim.
Dengan sumbangsihnya berupa buku-buku karya al-Maturidi sendiri seperti
kitab al-Tauhid, dan buku-buku karya murid-murid dan pengikutnya
seperti al-Ushul al-din karangan al-Bazdawi, telah menjadi kekayaan yang
cukup berharga bagi kaum muslimin yang dapat dijadikan pegangan dalam memahami
ilmu kalam lebih jauh.[8]
3.
Doktrin kalam al-Maturidi nampak jelas
pada al-quran dan sunnah. Pengaruh paham al-Maturidiyah dan al-Asy’ariyah
dalam dunia Islam hampir seimbang namun sulit dibedakan karena keduanya sejalan
dengan bingkai “Ahlussunnah Waljamaah”. Meskipun klaim satu kelompok
mengaku sebagai penganut kalam al-Asy’ariyah tulen tapi kadang-kadang
tanpa disadari sesungguhnya mereka menjalankan paham al-Maturidiyah.[9]
Perkembangan paham Asy’ariyah dan Maturidiyah
sudah tersebar keseluruh dunia Islam bahkan pada umumnya umat Islam menganut
paham ini termasuk di Indonesia. Apalagi dengan pengaruh kemajuan zaman
yang semakin menuntut mobiltas manusia semakin tinggi menjadikan paham Maturidiyah
sangat berpotensi untuk dikaji dan dikembangkan.
Dari uraian yang telah dipaparkan pada
pembahasan di atas, tibalah kita pada kesimpulan sebagai berikut:
1.
Pada dasarnya munculnya pemikiran teologi al-Maturidiyah
sebagaimana juga Asy’ariyah merupakan reaksi terhadap paham Mu’tazilah.
Namun dalam perkembangannya paham al-Maturidiyah mengambil posisi
ditengah-tengah antara Mu’tazilah dan Asy’ariyah.[10]
2.
Aliran al-Maturidiyah terbagi dalam dua
aliran yaitu al-Maturidiyah Samarkand yang didirikan oleh Abu Mansur
al-Maturidi sendiri, dan al-Maturidiyah Bukhara yang dibangun oleh
pengikut Abu Yusr Muhammad al-Bazdawi. Al-Maturidiyah Samarkand lebih rasional
dan cenderung ke paham al-Mu’tazilah sedangkan al-Maturidiyah Bukhara cenderung
ke paham Asy’ariyah[11].
3.
Aliran al-Maturidiyah sebagai aliran
yang rasional namun tetap berpijak pada al-quran dan sunnah mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap pengembangan pemikiran dunia Islam. Hal ini sangat
berpotensi untuk dikaji dan dikembangkan pada zaman yang modern sekarang
inidan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada dasarnya munculnya pemikiran teologi al-Maturidiyah
sebagaimana juga Asy’ariyah merupakan reaksi terhadap paham Mu’tazilah.
Namun dalam perkembangannya paham al-Maturidiyah mengambil posisi
ditengah-tengah antara Mu’tazilah dan Asy’ariyah.
Aliran al-Maturidiyah sebagai aliran
yang rasional namun tetap berpijak pada al-quran dan sunnah mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap pengembangan pemikiran dunia Islam. Hal ini sangat
berpotensi untuk dikaji dan dikembangkan pada zaman yang modern sekarang
inidan dalam kehidupan sehari-hari.
Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan
tentang aliran maturidiyah dalam kehidupan sehari-hari. Makalah ini jauh dari
kata sempurna maka penulis menginginkan kritik dan saran agar makalah
kedepannya lebih baik dari yang sebelumnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
A. Hanafi, Pengantar Teologi Islam, (Cet.
1; Jakarta: Pustaka Al Husna Baru: 2003)
Abdul Kadir bin Tahir bin Muhammad, Al-Farqu
Bainal Firaq (Dar al-Kutub al-ilmiah: Beirut)
Ahmad, Muhammad. Tauhid Ilmu Kalam Cet.
1; Bandung: Pustaka Setia. 1998.
Al-Basarany, Iskandar , Noer. Pemikiran
Kalam Abu Mansur al-Maturadi Cet. I Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. 2001.
Haq, Hamka. Dialog Pemikiran Islam Makassar:
Al-Ahkam. 2004.
Itzusu, Toshihiko. The Concept of
Believe in Islamic Theology, diterjemahkan oleh Agus Fahri Husein, Analisis
Semantik Iman dan Islam Cet. I; Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. 1994.
Nasution, Bakti Hasan dan Harapan ,
Syahrir. Ensiklopedia Aqidah Islam, Ed. I Cet. I; Jakarta: Pernada
Media. 2003.
Nasution, Harun. Teologi Islaml
Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan. Cet. 5; Jakarta:
Universitas Indonesia. 1986.
Razak, Abd. Dan Anwar, Rosihan Ilmu
Kalam Cet. II; Bandung: CV. Pustaka Setia. 2003.
Soekarman, dkk, Ensiklopedia Mini, Sejarah
Kebudayaan Islam, Ed. I Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1996.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam,
Dirasah Islam II Cet. 16; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2004.
[2]
Soekarman, dkk, Ensiklopedia Mini, Sejarah Kebudayaan Islam, Ed. I Jakarta:
Logos Wacana Ilmu. 1996.
[3]
Razak, Abd. Dan Anwar, Rosihan Ilmu Kalam Cet. II; Bandung: CV.
Pustaka Setia. 2003.
[4] Nasution,
Harun. Teologi Islaml Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan.
Cet. 5; Jakarta: Universitas Indonesia. 1986.
[5]
Abdul Kadir bin Tahir bin Muhammad, Al-Farqu Bainal Firaq (Dar al-Kutub
al-ilmiah: Beirut). hlm, 28
[6] Nasution,
Bakti Hasan dan Harapan , Syahrir. Ensiklopedia Aqidah Islam, Ed. I
Cet. I; Jakarta: Pernada Media. 2003.
[7] Yatim,
Badri. Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islam II Cet. 16; Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada. 2004.
[8] Al-Basarany,
Iskandar , Noer. Pemikiran Kalam Abu Mansur al-Maturadi Cet. I
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2001.
[9].Haq,
Hamka. Dialog Pemikiran Islam Makassar: Al-Ahkam. 2004.
[10] Itzusu,
Toshihiko. The Concept of Believe in Islamic Theology, diterjemahkan oleh Agus
Fahri Husein, Analisis Semantik Iman dan Islam Cet. I; Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya. 1994.
[11] Ahmad,
Muhammad. Tauhid Ilmu Kalam Cet. 1; Bandung: Pustaka Setia. 1998.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar